Pendidikan di Tengah Pandemi COVID-19: E-Learning sebagai Solusi Terdampaknya Pendidikan di Indonesia
Penulis: Aprilia Ika Anjani
Sejak
penyebaran COVID-19 di Indonesia, ekonomi digadang-gadang menjadi sektor
pertama yang terdampak karena semakin lesunya perekonomian di Indonesia.
Berbagai krisis keuangan dan ekonomi terjadi dimana-mana. Namun, kini dampaknya
juga telah dirasakan betul disektor pendidikan. Akibat wabah COVID-19 ini,
seluruh sekolah hingga perguruan tinggi ditutup dan kegiatan belajar mengajar
dilaksanakan dari rumah. Berdasarkan data dari Organisasi Pendidikan, Keilmuan,
dan Kebudayaan PBB (UNESCO), setidaknya ada 290,5 juta siswa di seluruh dunia
yang aktivitas belajarnya menjadi terganggu akibat sekolah yang ditutup
(Purwanto, 2020).
Study from home atau SFH akhir-akhir ini menjadi kalimat yang cukup
tenar dikalangan pelajar Indonesia. Bagaimana tidak, pembelajaran yang biasanya
dilakukan dengan tatap muka di kelas, sekarang dilaksanakan secara online, dengan bantuan berbagai media
elektronik. Akibat terganggunya aktivitas belajar study from home dijadikan
solusi agar kegiatan belajar mengajar tetap berjalan meskipun di tengah pandemi
COVID-19. Oleh karena itu, konsep pembelajaran jarak jauh kini kembali disoroti
karena pendidikan yang mulai terdampak pandemi COVID-19 sehingga tidak bisa
lagi dilaksanakan secara tatap muka. Tapi apakah hal tersebut menjadi keputusan
terbaik untuk Pendidikan di Indonesia? Apakah para pelajar di Indonesia sudah
siap melakukan e-learning?
Dari
sudut pandang penulis, untuk melakukan e-learning memerlukan persiapan
yang matang. Mengingat selama ini pembelajaran di Indonesia dilaksanakan secara
tatap muka, perlu berbagai upaya untuk memaksimalkan proses pembelajaran.
Penulis yang juga merasakan study from home dalam perkuliahannya juga
merasakan berbagai hal positif dan negatif dengan pembelajaran daring ini.
Dengan sudut pandang penulis dan berusaha melihat dari sudut pandang seorang
mahasiswa maupun pelajar, e-learning dirasa menyumbangkan berbagai
dampak dalam praktiknya.
Dari
segi positifnya, pembelajaran daring memberikan kesempatan bagi para pelajar
dan mahasiswa untuk lebih dekat dengan keluarga mereka. Mengingat proses
pembelajaran sebelumnya yang dilakukan secara tatap muka cukup mengurangi waktu
bersama keluarga, terutama bagi para pelajar dan mahasiswa perantau. Study
from home sebagai solusi dari pandemi COVID-19 ini menjadi kesempatan emas
bagi seluruh keluarga untuk quality time menghabiskan waktu bersama.
Namun
dibalik dampak positifnya, study from home dan e-learning tetap
menyumbangkan dampak negatif pada pelajar dan mahasiswa. Perlu diperhatikan kembali,
tidak semua pelajar maupun mahasiswa memiliki fasilitas yang memadahi untuk
melakukan pembelajaran daring. Banyak dari mereka yang mungkin terkendala dengan
fasilitas pembelajaran seperti komputer atau laptop, kendala jaringan koneksi
internet, dan kendala lainnya yang menghambat proses pembelajaran. Kemudian
dampak negatif lain dari e-learning, seperti penggunaan gawai dan
komputer atau laptop pendukung pembelajaran yang terlalu lama dapat
mempengaruhi kesehatan mata. Intensitas penggunaannya yang berlebih juga
berdampak pada kesehatan, terutama radiasi dari keduanya.
Apakah
e-learning menjadi solusi terbaik dalam mengatasi pendidikan Indonesia
di tengah pandemi COVID-19 ini? Jawabannya tetap ya. Meskipun dalam praktiknya
masih terdapat kendala maupun dampak negatif, e-learning dinilai menjadi
solusi yang paling tepat untuk mengatasi terganggunya pembelajaran di Indonesia
saat ini akibat pandemi COVID-19. Dalam sebuah artikel ilmiah disebutkan
beberapa hal yang menjadi pertimbangan mengapa e-learning diadopsi dan
diimplementasikan, antara lain karena e-learning merupakan cara yang
relatif cepat untuk mendistribusikan bahan ajar dan materi e-learning
juga dapat diperbaharui dengan cepat (Darmayanti, 2007). Hal tersebut menjadi
pendukung mengapa e-learning dijadikan solusi untuk mengatasi
pembelajaran di berbagai belahan dunia terutama Indonesia akibat pandemi
COVID-19.
Namun,
perlu dikaji ulang agar pelaksanaanya dapat maksimal, serta mengingat kendala
masing-masing pembelajar yang berbeda-beda. Di beberapa instansi pendidikan,
terutama perguruan tinggi, dari instansi perguruan tinggi memberikan uang
kompensasi untuk pengganti kuota internet mahasiswanya. Hal tersebut dilakukan
karena penggunaan kuota internet yang tidak sedikit dikala pembelajaran daring.
Sehingga hal tersebut dilakukan dengan tujuan agar memudahkan mahasiswa dalam
akses internet dalam pembelajaran e-learning.
Opsi
solusi lain dalam pembelajaran e-learning dari penulis dapat dilakukan
dengan membuat daftar aktivitas selama pembelajaran daring. Mengingat tidak
hanya satu kali melakukan pembelajaran daring, membuat daftar aktivitas
sehari-hari bisa dijadikan solusi agar pembelajaran tetap maksimal. Untuk
pendidik, bisa melakukan diskusi dengan peserta didik mengenai kendala apa saja
yang dihadapinya selama pembelajaran diluar jam pembelajaran semestinya agar
menemukan titik solusi bersama untuk menyelesaikan permasalahan selama
pembelajaran daring berlangsung. Sehingga selama pembelajaran e-learning
tidak terdapat kendala yang merugikan kedua belah pihak, baik pendidik maupun
peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
Darmayanti, T. dkk.
(2007). E-Learning pada Pendidikan Jarak Jauh: Konsep yang Mengubah Metode
Pembelajaran di Perguruan Tinggi di Indonesia. Jurnal Pendidikan Terbuka
dan Jarak Jauh, Volume 8(2): 99-113. Universitas Terbuka.
Purwanto, A. dkk. (2020).
Studi Eksploratif Dampak Pandemi COVID-19
Terhadap Proses Pembelajaran di Sekolah Dasar. Journal of Education,
Psychology and Counseling, Volume 2(1). ISSN Online: 2716-4446. Universitas Pelita Harapan.
Telah diterbitkan di inisiator.com
Komentar
Posting Komentar