Penulis: Aprilia Ika Anjani
Akhir-akhir ini mental
health menjadi salah satu trending topic dikalangan
masyarakat Indonesia, dan mulai banyak diperbincangkan. Sehingga
terjadi kenaikan mental health awareness atau kesadaran
tentang kesehatan mental dimasyarakat Indonesia. Namun seiring dengan kenaikan
tersebut, self-diagnose turut serta mengalami kenaikan pula.
Hal tersebutlah yang membuat miris.
Seiring perkembangan zaman menuju
era digital yaitu kemajuan teknologi informasi, serta kemudahan dalam mengakses
segala jenis informasi di internet cukup mempengaruhi pola pikir para
penggunanya. Pada dasarnya, karena perkembangan teknologi informasi itu
tingkat mental health awareness mulai meningkat, namun seiring
kenaikannya self-diagnose juga turut meningkat mengingat
kemudahan berbagai akses informasi terutama mengenai mental health.
Self-diagnose yang akan dibahas dalam booklet ini
merupakan diagnosis mandiri yang berkaitan dengan kesehatan mental. Self-diagnose merupakan
salah satu tingkah laku atau perilaku menyimpang yang mana didalamnya terjadi
perilaku seseorang mendiagnosis dirinya sendiri secara mandiri dengan informasi
yang didapatkan dan pengalaman masa lalu yang didapatkan tanpa bantuan ahli
atau profesional, dalam hal ini mengacu pada psikolog maupun psikiater. Self-diagnose tidak selalu berdampak negatif bagi
seseorang, namun bagi mereka yang tidak bjiak dalam menerima informasi bisa
memberikan dampak negatif bagi kesehatan mental mereka. Mengingat dampak
negatif dari self-diagnose cukup riskan untuk kesehatan
mental, sehingga saya mengangkat pembahasan tentang self-diagnose guna
mengedukasi pengguna internet dan media sosial agar tidak melakukan diagnosis
mandiri untuk mengurangi resiko atau dampak buruknya.
Bagi teman-teman yang ingin tahu lebih banyak mengenai apa saja dampak dari self diagnose terhadap kesehatan mental kita, silakan akses booklet di bawah ini yaa. Semoga bermanfaat. 😊
Komentar
Posting Komentar