Usia Guru, Penghambat atau Keuntungan?

Penulis: Aprilia Ika Anjani

            Seorang figur pengajar, dalam hal ini seorang guru, menjadi faktor utama penentu jenjang pendidikan suatu negara. Dari segi pengertian sendiri, guru adalah orang yang pekerjaannya (mata pencahariannta, profesinya) mengajar[1] .Ada sebuah kutipan yang pernah saya baca, “Orang hebat bisa melahirkan beberapa karya bermutu, tetapi guru yang bermutu dapat melahirkan ribuan orang hebat.”  Hal tersebut cukup masuk akal adanya. Seorang guru memiliki andil yang cukup besar terhadap anak didiknya hingga mencapai kesuksesan. Mulai dari aspek ilmu, aspek moral maupun mental, dan berbagai aspek lainnya yang membantu seorang peserta didik meraih kesuksesan.

            Disini saya akan membahas mengenai satu topik yaitu, ada atau tidak sih pengaruh usia guru terhadap proses pembelajaran? Membicarakan mengenai usia guru mungkin tidak akan lepas dari yang namanya pengalaman. Pada dasarnya semakin bertambahnya umur semakin banyak pula pengalaman yang didapat. Namun hal tersebut bukanlah suatu jaminan bahwa seorang guru yang sudah berumur tua akan memiliki pengalaman lebih banyak daripada seorang guru muda.

            Coba kita bandingkan kondisi yang terjadi ada di Indonesia negara Jepang. Di negeri sakura itu para guru senior justru menjadi tutor dan pembimbing bagi para guru muda yang baru terjun menjadi guru, dilihat dari segi mengajarnya pun ternyata lebih ekspresif dan bergairah daripada guru muda, pun juga mereka tak kalah melek teknologi dibanding guru muda. Bisa disebut tipe guru di Jepang yaitu "tua-tua keladi" semakin tua semakin menjadi, mereka membuktikan bahwa usia bukan menjadi penghalang untuk tetap berkarya dan meningkatkan kualitas diri, justru dari pengalaman mengajar yang diperoleh mereka selalu mengevaluasi kekuatan dan kelemahannya untuk hari esok yang lebih baik. Mereka juga menunjukan pada kita bahwa guru yang profesional memiliki jiwa seorang pembelajar sejati.[2]

            Kemusdian menurut Gellerman, para pekerja muda pada umumnya mempunyai tingkat harapan dan ambisi yang tinggi (Waluyo, 2015:80). Jadi seorang guru akan ada fase dimana guru berambisi tinggi ada juga guru yang pada kenyataannya dengan umur mereka bertambah mereka menjadi malas. Guru yang muda seharusnya lebih giat untuk memberikan perubahan-perubahan yang baru untuk sekolah. Usia sangat mempengaruhi kinerja, karena jika seorang guru mempunyai usia yang banyak, guru cenderung kehilangan gairah dan stamina untuk mengajar bahhkan untuk membuat model-model pembelajaran yang baru. [3]

                Menurut Cruickshank, Jenkins & Metcalf (2014:5-6) telah merangkum beberapa hasil penelitian tentang pengaruh usia dalam proses pembelajaran, diantaranya :

a.       Guru-guru pemula cenderung lebih mudah menerima inovasi dan perubahan dan cenderung lebih bersedia menambah wawasan pembelajaran.

b.      Guru-guru pemula cenderung lebih memperlihatkan perilaku mengendalikan dan otoriter.

c.       Guru-guru yang pengalaman mengajarnya kurang dari tiga tahun cenderung kurang kepuasan yang efektif dalam mengajar.

d.      Guru-guru berusia muda dan memiliki pengalaman mengajar, pada umumnya memiliki tingkat kepuasan yang lebih tinggi dari guru yang usianya lebih tua dan lebih berpengalaman.

e.       Guru-guru yang berusia lebih muda dan tidak berpengalaman cenderung lebih memperhatikan dimensi pribadi dan sosial dalam pengajaran daripada terhadap aspek akademis.

f.        Banyak guru pemula yang kehilangan kepercayaan dirinya ketika menghadapi dinamika kelas. Hal ini terjadi ketika idealisme para guru muda dihadapkan pada kenyataan di lapangan.

g.      Guru-guru yang berpengalaman lebih mampu mengatasi apapun yang terjadi di dalam kelas dan menggunakan hal-hal yang mereka amati untuk menyesuaikan metode pengajaran mereka.

h.      Guru-guru yang berpengalaman menghubungkan materi yang akan dipelajari dengan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa, mendorong untuk bersifat fleksibel dan lebih bersifat terbuka. [4]

Kemudian satu hal yang tak lepas dari usia seorang guru, yaitu pengalaman mengajar. Pengalaman adalah apa yang sudah dialami dalam kurun waktu tertentu. Dalam mengajar guru kebih merujuk pada tugas utamanya yaitu mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik (Subini 2012:9). [5]

Dari kedua hal tersebut, usia dan pengalaman mengajar, hal lain seperti teknologi yang saat ini semakin berkembang pesat juga menjadi salah satu pengaruh perkembangan metode pengajaran seorang guru. Dari segi penguasaan teknologi, menurut saya kemungkinan besar guru dengan usia muda lebih terampil memanfaatkan teknologi dalam metode pengajaran jika dibandingkan dengan guru dengan usia tua yang sebagian besar cenderung gaptek atau gagap teknologi. Namun tidak menutup kemungkinan bagi para guru usia tua untuk belajar teknologi terkini.

Sehingga bisa saya paparkan dari beberapa sumber diatas yang telah saya dapatkan, bahwa usia guru tetaplah memiliki pengaruh terhadap pembelajaran meskipun hanya kecil kemungkinannya. Dari segi ambisi bisa dianggap guru dengan usia mudah lebih unggul jika dibandingkan dengan guru  dengan usia yang tua. Usia muda, yang identik dengan suka mencoba berbagai hal baru dan berinovasi menjadikan keunggulan sendiri bagi seorang guru, serta penguasaan terhadap teknologi yang lebih mumpuni menambah poin plus tersendiri.

Namun dibalik itu, pengalaman dari seorang guru senior juga berpengaruh besar terhadap proses pembelajaran, guru yang berpengalaman banyak biasanya lebih efektif dalam mengajar jika dibandingkan guru dengan pengalaman yang sedikit. Akan tetapi bukan berarti seorang guru muda tidak memiliki banyak pengalaman, bisa saja guru muda memiliki lebih banyak pengalaman dibandingkan guru senior apabila sang guru muda banyak menggali potensi dirinya.

Dan kembali lagi kepada pribadi masing-masing, faktor usia hanya memiliki sedikit pengaruh terhadap diri seorang guru dalam proses pembelajaran. Hal utama yang sangat mempengaruhi proses pembelajaran tentunya adalah profesionalitas, mentalitas dan metode pembelajaran yang digunakan. Apa jadinya seorang guru muda yang secara teoritis dianggap lebih kompeten, namun dalam kehidupan nyata tidak menerapkan sikap profesionalitas dan tidak inovatif dalam metode pembelajarannya jika dibandingkan dengan guru yang berusia lebih tua.

Jadi, bisa saya simpulkan faktor usia seorang guru tidaklah berpengaruh besar terhadap suatu proses pembelajaran. Usia bisa menjadi penghambat jika sang guru justru melemah mental serta ambisi belajarnya seiring bertambahnya usia, namun bisa dikatakan menjadi sebuah benefit jika dari berbagai perngalaman yang didapat dapat dijadikan pembelajaran serta sang guru senantiasa mengevaluasi diri. Sebab usia bisa dikatakan hanyalah sebuah angka jika orang tersebut memiliki ambisi yang tinggi terhadap belajar.

 

Referensi :

[1] KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)

[2]Artikel “ Usia Tua Seharusnya Tak Jadi Penghalang Guru untuk Tingkatkan Kualitas” (https://www.kompasiana.com/rahmanwe/5a4f8ee816835f3d9679db62/guru-profesional-semakin-tua-semakin-menjadi?page=all) (29/09/2019, 17:58)

[2] Skripsi “Kompetensi Guru Berdasarkan Jenis Kelamin, Usia, Pengalaman Mengajar, dan Tingkat Pendidikan” Universitas Sanata Dharma (Natalia Widdy P, 2016:21)

[3] Makalah “Faktor-faktor yang mempengaruhi cara guru mengajar” (Yudi Rohmad, Hirnanda Dimas Pradana, 2016:4-5) Universitas Negeri Malang

[4] Skripsi “Kompetensi Guru Berdasarkan Jenis Kelamin, Usia, Pengalaman Mengajar, dan Tingkat Pendidikan” Universitas Sanata Dharma (Natalia Widdy P, 2016:21-22)

Telah dimuat di http://www.majalah1000.net/

Komentar